Psychological Capital

     Luthans, Youssef, & Avolio (2007, p.3) mendefinisikan Psychological Capital sebagai "keadaan perkembangan psikologis positif seseorang". Secara konseptual PsyCap adalah tatanan yang lebih tinggi untuk membangun karateristik harapan, ketahanan, optimisme, dan self-efficacy. Menurut Luthans (2012). PsyCap merupakan model konseptual dari pendekatan psikologi positif ditempat kerja yang dikenal dari konsep teori psychology organization behaviour (Luthan & Youssef, 2007). POB merupakan 'studi dan penerapan kekuatan sumber daya manusia yang berorientasi positif dan kapasitas psikologisnya dapat diukur, dikembangkan dan dikelola secara khusus untuk peningkatan kinerja di tempat kerja sekarang' (Luthans, 2002b, hal 59)

    PsyCap bersifat seperti negara, dan karenanya memiliki pontensi untuk dikembangkan. Penelitian sebelumnya pada umumnya menemukan bahwa mereka yang memiliki tingkat PsyCap tinggi memiliki harapan positif mengenai hasil pekerjaan di masa depan dan keyakinan yang lebih besar mengenai kemampuan mereka untuk mengelola tantangan masa depan di tempat kerja (lihat Newman, Ucbasaran, Zhu, & Hirst, 2014 untuk tinjauan literatur). Khususmya, PsyCap telah ditemukan berhubungan positif dengan penyebab turnover dan komitmen organisasional (misalnya Luthans & Jensen, 2005).


   Dengan demikian Psycological capital adalah suatu pendekatan yang dicirikan pada dimensi-dimensi yang bisa mengoptimalkan potensi yang dimiliki individu sehingga bisa membantu kinerja organisasi (Osigweh: 1980).


  (Luthan, youssef & Avolio, 2007) Psychological capital merupakan pendekatan untuk mengoptimalkan potensi psikologis yang dimiliki oleh individu yang dicirikan oleh : 
  1. Self-efficacy atau kepercayaan diri (Self-efficacy), didefinisikan Albert Bandura (1997) sebagai keyakinan atau rasa percaya diri seseorang tentang kemampuannya untuk mengerahkan motivasinya, kemampuan kognitifnya, serta tindakan yang diperlukan untuk melakukan dengan sukses dengan tugas tertentu dalam konteks tertentu (dalam Stajkovic dan Luthan 1998) 
  2. Hope (The Will And The Way) oleh C. Rich Snyder didefinisikan sebagai keadaan psikologis positif yang didasarkan pada kesadaran yang saling mempengaruhi antara agency (energi untuk mencapai tujuan) dan path ways, yakni perencanaan untuk mencapai tujuan (Snyder, Irving & Anderson 1991). Pada komponen ini, seseorang mampu menciptakan jalur-jalur alternatif untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan ketika jalur asalnya tertutup atau mendapat halangan (Snyder,1994). 
  3. Optimism adalah suatu explanatory style yang memberikan atribusi peristiwa-peristiwa positif pada sebab-sebab yang personal, permanent, serta pervasive dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa negatif pada faktor-faktor yang eksternal, sementara, serta situasional. Sebaliknya, eksplanatory style yang pesimistis akan menginterpretasikan peristiwa positif dengan atribusiatribusi yang eksternal, Sementara, serta situasional dan mengatribusi peristiwa negatif pada penyebab yang personal, permanent dan pervasive (Seligman,1998). 
  4. Resiliency didefinisikan Masten dan Reed (2002) sebagai kumpulan fenomena yang dikarakteristikkan oleh pola adaptasi positif pada kontek keterpurukan. Dalam pendekatan psychological capital definisi ini diperluas, tidak hanya kemampuan untuk kembali dari situasi keterpurukan namun juga kegiatan-kegiatan yang positif dan menantang, misalnya target penjualan, dan kemauan untuk berusaha melebihi normal atau melebihi keseimbangan.







DAFTAR PUSTAKA
Psychological Capital: An Evidence-Based Positive Approach, Fred Luthans and Carolyn M. Youssef-Morgan Annual Review of Organizational Psychology and Organizational Behavior 2017 4:1, 339-366
The effects of diversity climate on the work attitudes of refugee employees: The mediating role of psychological capital and moderating role of ethnic identity, Alexander Newmana, https://doi.org/10.1016/j.jvb.2017.09.005
Abrorry, Lucky. (2013). HUBUNGAN PSYCHOLOGICAL CAPITAL DENGAN ENTREPRENEURALAL INTENTION SISWA. Jurnal Penelitian Psikologi 2013, Vol. 04, No. 01, 61-69 61

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUMAN RESOURCE MANAGEMENT

Analisa Kasus Menggunakan Teori Human Resource Management (HRM)