Analisa Kasus Menggunakan Teori Human Resource Management (HRM)

Apa itu Human Resource Management
         Secara singkat menurut Mondy & Martocchio (2016), Human Resource Management atau yang disingkat menjadi HRM itu merupakan pemanfaatan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Mondy & Martocchio (2016) HRM memiliki lima fungsi, yang mana diantaranya adalah :
   1. Staffing
   2. Human Resource Development
   3. Compensation
   4. Safety and Health
   5. Employee and Labor Relation

Kasus
            Biro Penerangan Kabupaten Jaya Terus merupakan instansi pemerintah yang berfungsi untuk mengolah berbagai informasi dan mensosialisasikannya kepada masyarakat di kabupaten tersebut. Sebagai suatu lembaga yang merupakan ujung tombak pemerintah dalam mensosialisasikan informasi maupun kebijakan pada masyarakat, pelayanan lembaga ini kepada masyarakat serta kinerja lembaga ini secara keseluruhan sangat baik, tak jarang lembaga ini menerima penghargaan dari pemerintah pusat karena prestasinya.
            Namun, di balik itu semua terdapat masalah yang menggerogoti lembaga tersebut. Kinerja yang baik dalam lembaga tersebut ternyata hanya terpusat di level pimpinan. Level staff kebawah kinerjanya sangat buruk dan terkesan asal-asalan. Mereka hanya bekerja bagus apabila ditunggui atasannya, serta perlu benar-benar diarahkan agar tidak salah. Namun, pimpinan tidaklah mungkin seharian menunggui dan mengarahkan staff yang jumlahnya puluhan tersebut. Setelah ditelusuri, masalah itu berpangkal dari tidak adanya motivasi dari staff tersebut. Level staff kebawah, yang mayoritas berpendidikan SMP dan SMA (sekitar 65%), dan sisanya berpendidikan sarjana, ternyata sudah mencapai tingkat golongan tertinggi dari yang mungkin dicapainya, dan sangat mungkin, tidak akan pernah mengalami kenaikan golongan lagi, kecuali jika mereka sekolah lagi, itupun masih harus melalui prosedur yang cukup rumit. Sedangkan untuk naik ke level yang lebih tinggi, juga sangat sulit, mengingat rata-rata usia mereka yang berumur 40 hingga 50 tahun serta panjangnya tahapan yang harus dilalui untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi, membuat mereka merasa hal itu sudah tidak mungkin dicapai oleh orang seusia mereka, dengan tingkat pendidikan dan golongan seperti sekarang ini. Akibatnya, mereka memilih pasrah karena merasa sudah maksimal dan tidak mungkin naik ke jenjang yang lebih tinggi, baik secara jabatan, golongan ataupun income. Hal ini berimplikasi kepada motivasi mereka yang terus menurun.

Analisa Kasus
            Mengacu pada buku Mondy & Martocchio (2016), terdapat lima fungsi HRM, namun hanya tiga yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan kasus atau permasalahan diatas.
Staffing
      staffing adalah proses yang tujuannya memastikan agar perusahaan memiliki jumlah karyawan sesuai yang dibutuhkan, dan kemampuan yang dimiliki karyawan dapat membantu perusahaan untuk meraih tujuan organisasi. Setelah melihat lulusan SMP maupun SMA yang memiliki motivasi rendah, dapat diperhitungkan kembali apakah kemampuan yang dimiliki staff pada level kebawah tersebut masih dapat sesuai dengan tujuan perusahaan, jika terlalu banyak staff level kebawah yang memiliki motivasi rendah, sebaiknya perusahaan dapat mengurangi staff tersebut karena akan terus mengurangi kinerja perusahaan, namun jika masih dapat dipertahankan tidak ada masalah untuk dipertahankan.


Human Resource Development (HRD)
      HRD adalah proses yang bertujuan agar SDM yang dimiliki oleh perusahaan memiliki kualitas yang terus meningkat secara berkelanjutan. Selanjutnya yang dapat HRD lakukan pada karyawan yang masih dipertahankan adalah dengan melakukan program yang termasuk ke dalam aktivitas human resource development yaitu :

-    Training, membekali para karyawan dengan pengetahuan dan kemampuan yang mereka butuhkan di pekerjaan mereka saat ini. Pada karyawan yang mengalami motivasi rendah pada pekerjaan, dapat dilakukan training dengan memberikan materi motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menggali kembali semangat dan motivasi dari dalam diri individu tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik berkaitan dengan semangat kerja atau motivasi individu yang dipengaruhi oleh sesuatu dari luar dirinya. Meskipun rangsangan motivasi ini dipengaruhi oleh hal-hal dari luar diri individu, kebanyakan jenis motivasi yang satu ini memiliki pengaruh besar dalam mengembalikan semangat individu untuk melakukan pekerjaan. Meskipun pada staff level kebawah merasa bahwa dirinya tidak dapat meningkatkan dari segi jabatan karena kendala pendidikan dan usia, tetapi melalui training tersebut karyawan dapat memiliki perasaan untuk semangat dalam hal pekerjaan tanpa memikirkan jabatan ia saat ini.

Compensation
       Kompensasi merupakan imbalan financial yang diterima oleh karyawan melalui hubungan kepegawaian mereka dengan suatu organisasi. Terdapat dua jenis kompensasi yang dapat diberikan pada karyawan dengan motivasi rendah :
-      Indirect Financial Compensation, kompensasi dalam bentuk finansial namun tidak diterima secara langsung, seperti tunjangan kesehatan, tunjangan pendidikan, dll. Pada usia 40-50 tahun rata-rata sedang memiliki tanggungan anak yang besar seperti anak mulai memasuki usia kuliah, dan lain sebagainya untuk itu perusahaan dapat memberikan tunjangan pendidikan pada karyawan yang mulai meningkatkan motivasi setelah melakukan training.



-         Non Financial Compensation, kompensasi yang tidak dalam bentuk finansial, dapat dalam bentuk penghargaan dari perusahaan kepada karyawan. Selain dalam bentuk tunjangan, dapat diberikan kompensasi dalam bentuk penghargaan pada karyawan yang sudah lama mengabdi dan memiliki motivasi kerja yang baik. Secara tidak langsung dapat menjadi contoh pada karyawan lain dan membuat karyawan lain meningkatkan motivasi kerja.




DAFTAR PUSTAKA
Dessler, G. (2011). Human Resource Management. Canada: Pearson Education. 
Joshi, Manmohan. (2013). Human Resource Management. Retrieved from bookboon.com
Mondy, R., & Martocchio, J. (2016). Human Resource Management. New York: Pearson Education.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUMAN RESOURCE MANAGEMENT

Psychological Capital