Organization Performance Management & Power Politics

KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
    Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Psikologi Bisnis III dengan judul “Organization Performance Management & Power Politics”.
    Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

I. Latar Belakang
Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, guru yang juga disebut sebagai pendidik dan merupakan salah satu tenaga kependidikan, menempati kedudukan yang sangat penting, dengan profesionalismenya serta hubungan yang dekat dengan peserta didik ia berperan dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil belajar, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.


II. Teori
Sistem peformance management menekankan hubungan antara perilaku individu, strategi dan tujuan organisasi dengan mendefinisikan kinerja dalam konteks tujuan tersebut (Aguinis & Pierce, 2008). Proses dalam Performance Management yang efektif adalah
  1. Menentukan target kinerja bagi divisi dan departemen, Salah satu contoh target adalah target pendapatan, tarket keuntungan dan target pangsa pasar
  2. Menentukan target bagi staf, Di sini akan dijabarkan bagaimana mencapai targert tersebut. Pada tahap ini akan dibuat target yang dapat diukur, strategi dan kebiasaan yang dapat dilakukan. Informasi ini kemudian dimasukkan dalam Job Description pada setiap karyawan.
  3. Dukungan perusahaan dan diskusi yang baik, perusahaan dapat menyediakan pelatihan-pelatihan dan peralatan-peralatan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan agar karyawan dapat bekerja dan mencapai target yang ditetapkan perushaan.
  4. Melakukan evaluasi performance, pada evaluasi kinerja ini, atasan memberikan evaluasi mengenai kinerja dari karyawan yang telah dihasilkan dibandingkan dengan target yang telah disepakati sebelumnya. Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya akan lebih baik jika ada komunikasi antara atasan dan stafnya secara terus-menerus. Pada sistem yang baik atasan dapat memasukkan catatan menegenai penilaian secara online dan kemudian staf yang bersangkutan menanggapinya.
  5. Konsekuensi, pada konsekuensi ini berkaitan dengan hal-hal yang akan didapatkan staf jika mencapai performance seperti yang diharapkan. Mungkin staf mendapat kenaikan gaji, mendapat bonus, mendapatkan training maupun mendapatkan promosi.
  6. Mengidentikasi peningkatan kinerja, pada identifikasi peningkatan kinerja ini akan didiskusikan training apa yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Dapat juga didiskusikan mengenai kebiasaan-kebiasaan yang harus diubah atau ditingkatkan dan hal-hal lain yang dapat meningkatkan kinerja.
Kekuatan politik adalah penilaian terhadap efektivitas kekuasaan serta legitimasinya. Individu, masyarakat, dan lembaga berusaha untuk membenarkan kekuatan politik mereka karena itu adalah salah satu sudut utama pelestarian - mendapatkan kekebalan - dan pemerintahan yang efektif Shokri M (2017).

III. Metode
    Metode yang digunakan pada tugas ini melalui metode literatur yaitu mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan.

IV. Analisis
Senada dengan Robert Bacal (2001) yang mengemukakan bahwa manajemen kinerja, sebagai sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan penyedia langsungnya. Oleh karena pentingnya komunikasi dua arah antara guru mau pun kepala sekolah untuk mendengar keluh kesahnya, agar guru dapat efektif dalam proses bejalar mengajar. Komunikasi yang berkesinambungan merupakan proses di mana kepala sekolah/madrasah dan guru bekerja sama untuk saling berbagi informasi mengenai perkembangan kerja, hambatan dan permasalahan yang mungkin timbul, solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah, dan bagaimana kepala sekolah dapat membantu guru. Arti pentingnya terletak pada kemampuannya mengidentifikasi dan menanggulangi kesulitan atau persoalan sebelum itu menjadi besar (Akhmad Sudrajat, 2008).

V. Kesimpulan
Akhmad Sudrajat (2008) juga menyebutkan bahwa evaluasi kinerja yang merupakan salah satu bagian dari manajemen kinerja, sebagaimana dijelaskan oleh Robert Bacal (2001) yakni merupakan sebuah proses di mana kinerja perseorangan dinilai dan dievaluasi. 

DAFTAR PUSTAKA
Aguinis, H., & Pierce, C. A. (2008). Enhancing the relevance of organizational behavior by embracing performance management research. Journal of Organizational Behavior, 29(1), 139-145.
Bacal, R. 2001. Performance Management. Terjemahan Surya Darma dan Yanuar Irawan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Manajemen Kinerja Guru. Jurnal Manajemen
Shokri M (2017) What is Political Power? (Theory of Political Consciousness and Integrated Concept of Power). Arts Social Sci J 8: 269

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUMAN RESOURCE MANAGEMENT

Psychological Capital

Analisa Kasus Menggunakan Teori Human Resource Management (HRM)